Demikian telah dikatakan oleh Sang Buddha ...
"Wahai para bhikkhu, ada tiga akar kejahatan."
"Apakah tiga akar itu?"
"Akar kejahatan keserakahan (lobha), akar kejahatan kebencian (dosa),
dan akar kejahatan kebodohan batin (moha). Itulah ketiganya."
Keserakahan, kebencian dan kebodohan batin, yang muncul dari dalam
dirinya, akan merugikan orang yang berpikiran jahat, seperti buah bambu
menghancurkan tumbuhnya pohon itu sendiri. (Itivuttaka 3.1; Khunddaka
Nikaya)
Lobha adalah kemelekatan yang sangat terhadap sesuatu
sehingga membuat pikiran selalu merasa lapar, serakah serta tidak puas
dengan apa yang telah dimiliki.
Dosa adalah penolakan yang sangat terhadap sesuatu sehingga membuat pikiran selalu emosi, kesal dan penuh dengan kebencian.
Moha adalah kebodohan batin, yaitu tidak dapat membedakan mana yang buruk dan mana yang baik.
Dari ketiga akar kejahatan inilah seseorang berbuat jahat.
Lobha
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk sesuatu. Ini adalah hal
yang wajar. Tetapi keinginan akan satu hal yang terus menerus dan ingin
lebih dan lebih inilah Lobha.
Sebagai contoh: karena
kemelekatan yang sangat terhadap kehidupan mewah, seseorang menginginkan
kehidupan yang lebih mewah lagi, maka timbullah keserakahan dan agar
keinginannya untuk hidup lebih mewah lagi tercapai, ia melakukan
berbagai cara termasuk melakukan tindakan kejahatan.
Untuk mencegah timbulnya Lobha dalam diri, maka perlu:
- Menggunakan Sati (perhatian,kewaspadaan, kesadaran).
- Berusaha untuk tidak selalu menuruti keinginan.
- Merenungkan untung dan rugi dengan menggunakan Panna (kebijaksanaa).
- Membangkitkan Hiri (malu berbuat jahat) dan Ottapa (takut berbuat jahat).
- Mengembangkan Dhamma yang berlawanan dengan Lobha, seperti berdana.
(Ajitamanavasa, Solasa panha)
Dosa
Pikiran untuk menyakiti, merusak, menghilangkan, mengingkirkan,
memusnahkan sesuatu karena adanya rasa tidak suka yang sangat atau benci
terhadap sesuatu tersebut, inilah Dosa.
Dosa ini dapat diibaratkan
dengan sebuah titik api yang menyala, dan bila tidak segera dipadamkan
maka akan menjadi kobaran api yang lebih besar, sehingga dapat merusak
segalanya, dalam hal ini merusak pemikiran, kesehatan fisik dan mental,
bahkan dapat membuat seseorang menjadi pembunuh.
Sebagai
contoh: karena tidak menyukai seekor lalat, terjadi penolakan yang
sangat dan timbul kebencian terhadap lalat tersebut, seseorang
menginginkan lalat tersebut tersebut musnah, hilang, menyingkir dari
hadapannya, menyakiti, merusak, maka ia melakukan berbagai cara untuk
memusnahkan, menghilangkan, menyingkirkannya termasuk dengan melakukan
tindakan kejahatan berupa pembunuhan.
Untuk menghindari timbulnya Dosa dalam diri, maka diperlukan menjalankan Panca Sila (Lima Sila)
Moha
Kebodohan batin atau kegelapan batin, yaitu tidak dapat membedakan mana
yang buruk dan mana yang baik, tidak dapat menembus arti dari empat
kebenaran Arya, Hukum Tilakkhana, Hukum Paticcasamuppada, Hukum Kamma.
Jika diibaratkan, Moha seperti kegelapan yang membuat seseorang tidak
dapat berbuat-apa-apa bahkan hanya dapat berbuat kesalahan.
Sebagai contoh: karena tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang
buruk seseorang melakuan pencurian terhadap seorang hartawan untuk
dibagian kepada kaum miskin. Ia menganggap mencuri hanya dari orang kaya
adalah hal yang baik dan sah-sah saja sehingga ia melakukan pencurian
tanpa merasa bersalah.
Untuk mencegah timbulnya Moha dalam
diri, maka cara terbaik adalah mengembangkan Panna (kebijaksanaan).
Panna (kebijaksanaan dapat dicapai dengan berbagai macam cara, seperti
banyak membaca, belajar, dan mendengar.
Disusun oleh: Bhagavant.com
Tuesday, August 20, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)